Scroll untuk baca artikel
AdvertorialBerita

Diskes Bengkalis Sosialisasi Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin

×

Diskes Bengkalis Sosialisasi Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin

Sebarkan artikel ini

Warganet.co – Bengkalis – Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis, Rabu 14 April 2021 menggelar sosialisasi tentang Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin (Kespro Catin) yang diikuti 49 orang.

“Sosialisasi Kespro ini yang ditujukan kepada petugas kesehatan maupun Kantor Urusan Agama (KUA) ini sangat penting. Mengingat, menjadi garda terdepan yang akan menjelaskan pentingnya kesehatan kepada calon pengantin,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Bengkalis dr Ersan Saputra melalui Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Ediyanto, saat membuka sosialisasi.

Adapun 49 peserta yang mengikuti sosialisasi Kespro Catin ini terdiri dari Kemenag Bengkalis sebanyak 2 orang, KUA se-Kabupaten Bengkalis 11 orang Kepala Puskesmas 18 orang dan Bidan Koordinator 18 orang.

Tujuan dari sosialiasi Kespro Catin ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan agar bisa bekerja sama dan sinergi dengan Kementerian Agama. Diharapkan setelah mengikuti sosialisasi Kespro Catin, pihak-pihak terkait bisa memberikan layanan terbaik bagi calon pengantin.

Dikatakan Ediyanto, sejauh ini kesehatan reproduksi masih menjadi persoalan yang dihadapai, antara lain ditandai dengan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

Meskipun, berbagai intervensi telah dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi, namun hasilnya belum seperti yang diharapkan. Dengan konsep paradigma sehat, maka upaya percepatan penurunan AKI dan AKB harus dilaksanakan, yaitu pada masa sebelum hamil/prakonsepsi dengan menitik beratkan pada upaya promotif dan preventif.

Pemberian Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan reproduksi kepada calon pengantin sangat penting. Untuk itu, dalam melaksanakan peran tersebut, penyuluhan kesehatan dan penyuluh pernikahan perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang kesehatan reproduksi. Hal ini penting, kata Ediyanto, mengingat, jelang pernikahan, banyak calon pengantin yang tidak mempunyai cukup pengetahuan dan informasi tentang kesehatan reproduksi dalam keluarga.

Akibatnya setelah menikah, kehamilan sering tidak direncanakan dengan baik serta tidak didukung oleh status kesehatan yang tidak optimal. Hal ini tentu saja dapat menimbulkan dampak negatif seperti adanya resiko penularan penyakit, komplikasi kehamilan, kecacatan bahkan kematian ibu dan bayi (kur)