Bukittinggi – Tindakan pengeroyokan terhadap prajurit intel TNI yang diduga dilakukan oleh anggota rombongan penunggang motor gede (Moge) viral di lini masa. Aksi premanisme itu disebut-sebut terjadi di Simpang Tarok, Kelurahan Tarok Dipo, Kota Bukittinggi.
Video rekaman warga yang menyaksikan tindakan itu ditonton lebih dari puluhan ribu kali dan dikomentari ribuan netizen. Dalam video terlihat seorang pria tersungkur dan dipukuli oleh sekelompok orang. Terlihat juga beberapa warga berupaya melerai aksi itu.
Sumpah serapah dan ungkapan prihatin warganet membanjiri kolom komentar. “Miris sekali melihat kejadian seperti ini, adab tidak sebagus dgn motor yang dipakai,” ujar Sitorahmana.
“Mereka nan manyenggol, karno mamakai sado badan jalan, mereka lo nan mangamuak (mereka yang menyenggol karena memakai semua badan jalan, mereka pula yang mengamuk),” tambah Donykhairizal.
Kronologi yang beredar di berbagai media sosial, aksi itu terjadi Jumat, 30 Oktober 2020 pukul 16.40 WIB. Korban merupakan Anggota Unit Intel Kodim 0304/ Agam. Sementara terduga pengeroyokan merupakan rombongan pengendara motor Harley Davidson.
Dilansir dari akun Instagram TNIlovers, serta diposting juga oleh laman FB Kaba Bukittinggi, sekitar pukul 16.40 WIB Serda Mistari bersama Serda Yusuf berboncengan menggunakan sepeda motor jenis Honda Beat melintas Jalan Dr Hamka.
Dari kejauhan terdengar suara sirene mobil Patwal Polres Bukittinggi. Mendengar suara sirene tersebut Serda Yusuf meminggirkan kendaraannya dan memberikan jalan kepada mobil Patwal Polres Bukittinggi dan diiringi oleh rombongan motor Harley Davidson.
Setelah rombongan berlalu, Serda Yusuf melanjutkan perjalanan menuju Makodim 0304/Agam. Namun dari belakang, datang rombongan motor Harley Davidson yang terpisah dari rombongan dan menggeber motornya sehingga Serda Yusuf terkejut dan hampir jatuh.
Karena kejadian tersebut Serda Yusuf mengejar dan memberhentikan motor Harley Davidson tersebut. Namun setelah berhenti, rombongan Motor Harley Davidson langsung mengejar Serda Yusuf dan mengeroyok Serda Yusuf dan Serda Mistari.
Saat dipukuli, Serda Yusuf dan Serda Mistari sudah menyampaikan bahwa mereka adalah Anggota TNI, namun tidak didengar dan diancam akan ditembak.
Seketika dengan kejadian tersebut, masyarakat ramai dan ada yang sempat merekam video kejadian tersebut dan melerai pemukulan terhadap 2 orang tersebut oleh rombongan motor Harley Davidson.
Setelah dilerai masyarakat, rombongan motor Harley Davidson melanjutkan perjalanan menuju Novotel Kota Bukittinggi, sedangkan Serda Yusuf dan Serda Mistari melaporkan kejadian tersebut kepada Perwira Piket Kodim 0304/Agam.
Sejumlah wartawan yang mencoba mengkonfirmasi peristiwa ini ke WhatsApp Grup Humas Polres Bukittinggi belum mendapat tanggapan dari aparat kepolisian. Dari foto yang beredar, deretan Moge itu sempat terparkir di halaman Mapolres Bukittinggi.
Penyelesaian Damai
Melalui salah satu admin grup Instagram di Bukittinggi, Public Relation atau Humas HOG Siliwangi Bandung Chapter, Epriyanto menyampaikan permohonan maaf. Dia mengaku telah terjadi perdamaian dengan mengirimkan foto pertemuan di salah satu hotel Bukittinggi
“Bahwa atas kejadian kesalahpahaman sore tadi sudah diselesaikan secara kekeluargaan dan kedua belah pihak sudah saling memaafkan disaksikan para saksi,” tulisnya.
“InsyaAllah ini menjadi pelajaran bagi kita semua, dan saya atas nama HOG Siliwangi Bandung Chapter menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Sumatera Barat, khususnya masyarakat Bukittinggi. Atas klarifikasi ini mohon kiranya untuk dapat disebarluaskan melalui media Bukittinggi,” katanya.
Teranyar, sekelompok pengendara yang mewakili anggota komunitas moge itu dipertemukan dengan perwakilan TNI Kodim 0304/Agam di halaman Mapolres Bukittinggi. Terlihat juga anggota Sub Den POM dalam pertemuan itu. Para anggota geng motor lalu membaca teks permintaan maaf kepada TNI.